Kambing merupakan salah
satu jenis ternak yang cukup digemari dan telah menyatu dengan kehidupan
masyarakat, namun skala usahanya masih terbatas dengan sistem pemeliharaan dan
perkembangbiakan yang masih tradisional. Meskipun secara tradisional telah
memberikan hasil yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi
intensif atau intensif), pertambahan berat badannya dapat mencapai 50-150
gr/hari atau dilakukan pemerahan susu, maka hasilnya akan meningkat dan dapat
dijadikan cabang usaha tani ataupun usaha pokok. Ada hal pokok yang harus diperhatikan
dalam usaha ternak kambing, yaitu : harus mengenal bangsa kambing dan ciri-ciri
kambing untuk bibit, bahan pakan dan cara pemberiannya, dan tata laksana.
Pemeliharaan ternak
kambing yang sangat mudah karena tidak membutuhkan keterampilan yang khusus,
sehingga peternak barupun mampu secara cepat belajar manajemen pemeliharaan.
Usaha ternak di pedesaan, tidak memerlukan modal yang besar, karena dapat
dilakukan dengan sistem gaduhan (bagi hasil anak), ataupun dengan pembelian
induk yang tidak terlalu mahal bila dibandingkan ternak besar serta siklus
perputaraan modal relatif singkat. Penyediaan sumber pakan hijauan yang ada di
pedesaan umumnya cukup berlimpah seperti rumput lapangan, leguminosa, limbah
pertanian (limbah sayuran, tanaman pangan, perkebunan), dan lainnya. Selain
itu, dalam berusaha ternak kambing/domba tidak perlu memiliki lahan yang luas,
hanya diperlukan kandang (sesuai dengan jumlah yang dipelihara), pakan yang
dapat diambil dari kebun, lapangan umum, atau di gembalakan di lahan-lahan umum
(lapangan, dibawah perkebunan dan lainnya).
Berdasarkan uraian diatas,
penulis tertarik untuk membahas beberapa bangsa-bangsa kambing perah, baik yang
dikembangkan di Indonesia atau yang tidak.
PEMBAHASAN
Selain kambing penghasil
daging, ada kambing yang digunakan sebagai penghasil susu atau kambing tipe
perah. Kambing ini mampu menghasilkan susu walaupun produktivitasnya rendah,
namun harga susu kambing lebih mahal dibanding susu sapi. Berikut beberapa kambing
tipe perah :
1. Kambing
Saanen
Kambing Saanen, namanya
diambil dari daerah asalnya, yakni di lembah Saanen, Negara Swiss. Kambing
Saanen ini adalah kambing yang di pelihara atau diternakkan untuk diambil
susunya.
Kambing Saanen ini adalah
jenis kambing perah yang tubuhnya termasuk besar. Dimana jenis jantan nya bisa
mempunyai berat kira-kira 90 kg dan
betina 60kg. Jantan tingginya kira-kira
90cm, sedangkan betina 80 cm. Berat lahir anak kambing saanen adalah 3 kg untuk
jantan dan 3.3 kg untuk betina.
Kambing Saanen betina
memproduksi susu sampai dengan 3.8 liter per hari. Kandungan lemak susunya bisa
mencapai 2.5% – 3%. Sama dengan kambing Alpines, kambing saanen ini dipelihara
sebagai kambing perah yang popular di Eropa. Per tahunnya kambing saanen betina
dapat menghasilkan anak 1 – 2 ekor.
Kambing saanen memiliki
perilaku yang tenang dan kalem. Karena itulah kambing saanen sangat mudah untuk
dipelihara. Kadangkala kambing saanen ini juga sering ditampilkan dalam
pertunjukan sirkus, untuk memainkan atraksi atraksi kecakapan.
Warna bulu yang popular
adalah putih, kadangkala juga bisa dijumpai kambing saanen berwarna krem.
Tulang yang panjang dan besar adalah salah satu ciri khasnya, Telinganya tegak,
hidung lurus, Jantan dan betina biasanya memiliki janggut – sering kali janggut
ini dipangkas dalam pertunjukan, baik jantan ataupun betina memiliki tanduk.
Kambing perah ini
sensitive terhadap sinar matahari yang berlebihan, kondisi kesehatan yang
terbaik dicapai jika kambing hidup di daerah dingin. Dianjurkan untuk
memberikan naungan agar terhindar dari mataharai dan embun yang berlebihan.
Mereka biasanya makan
rerumputan, jerami dan biji-bijian ,minum kira-kira 3liter air per harinya.
Penyebarannya sudah mencapai berbagai belahan dunia, Inggris, Amerika,
Australia bahkan Indonesia. Di tempat tempat tersebut Kambing Saanen
disilangkan lagi di Inggris disilangkan dengan kambing setempat dan dihasilkan
jenis British Saanen. Di Indonesia disilangkan dengan jenis Peranakan Ettawa.
Di Selandia baru ada jenis kambing Sable, yang juga merupakan keturunan dari
kambing Saanen.
2. Kambing
Etawah (Jamnapari)
. Kambing Etawah asli atau
dikenal dengan kambing Jamnapari berasal dari daerah Jamnapari India. Kambing
Etawah mempunyai ciri-ciri dahi dan hidungnya cembung, telinga panjang (30 cm)
dan terkulai ke bawah, baik jantan maupun betina bertanduk pendek, kaki panjang
dan berbulu panjang pada garis belakang kaki, warna bulu belang hitam putih atau
merah, atau coklat putih. Tinggi kambing jantan berkisar antara 90 sentimeter
hingga 127 sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter. Bobot yang
jantan bisa mencapai sekitar 68-91 kilogram, sedangkan betina hanya mencapai 36-63
kilogram.
Kambing jenis ini mampu
menghasilkan susu hingga 3 liter/ekor/hari, dengan ambing relatif besar dan
panjang seperti botol. Keturunan silangan (hibrida) kambing etawa dengan
kambing lokal dikenal sebagai kambing “Peranakan etawa” atau “PE”. Kambing PE
berukuran hampir sama dengan etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan
lokal Indonesia.
3. Kambing
Alpine
Kambing Alpine dalah jenis
kambing yang berasal dari pegunungan Alpine, Perancis. Jenis kambing ini
tersebar di negara Perancis, Swiss dan Amerika. Jenis yang paling besar dilihat
dari bentuk dan besarnya nilai produksi adalah jenis yang dibawa ke Amerika.
Warna bulu kambing ini
adalah putih murni terdapat warna
coklat kekuningan, abu-abu, cokelat, hitam, merah, menggertak, belang-belang,
atau berbagai bayang-bayang atau kombinasi dari warna-warna ini. Warna muka ada
garis putih di atas hidung. Kedua jenis kelamin umumnya berbulu pendek, tapi
biasanya betina memiliki bulu panjang sepanjang tulang belakang. Janggut juga
dapat ditemukan pada jenis kelamin betina. Kambing ini ada yang bertanduk dan
ada yang tidak bertanduk, tubuhnya besar dan tingginya sama dengan kambing
Saanen. Telinga dalam Alpine berukuran sedang, bertekstur halus, dan
lebih tegak. Ukuran kambing alpines adalah : Betina : tinggi sekitar 30 inchi,
berat 135 ponds. Jantan : tinggi sekitar 34-44 inchi, berat : 170 ponds.
Kambing betina adalah penghasil susu
yang baik untuk anaknya karena jenis ambing yang berbentuk kerucut menyerupai
dot. Sehingga anak kambing sangat mudah untuk menyusu. Walaupun aslinya hidup
di daerah yang dingin tapi jenis kambing alpines sangat mudah berdaptasi dan
berkembang biak di jenis cuaca tempatnya hidup.
4. Kambing
(Anglo)-Nubian
Kambing Anglo Nubian
dikembangkan di Inggris, di Amerika dikenal dengan nama Nubia. Kambing Anglo
Nubian ini hasil dari persilangan antara Kambing asal Afrika dengan kambing
asal India.
Kambing Anglo Nubian
merupakan kambing serba guna, berguna sebagai kambing perah dan kambing potong
yang diambil daging atau susunya. Jenis
Ini bukan produsen susu yang baik namun memiliki rata-rata kandungan lemak mentega yang tinggi (antara
empat dan lima persen). Musim kawin Kambing Anglo Nubian lebih lama dari pada
kambing keturunan Swiss sehingga memungkinkan untuk menghasilkan susu sepanjang
tahun.
Kambing Anglo Nubian ini
paling cocok untuk diternakkan di daerah yang panas. Karena merupakan kambing
yang dapat digunakan sebagai kambing perah dan kambing potong banyak negara
yang telah menggunakan jenis kambing Anglo Nubian ini untuk proses Grading Up (
proses memperbaiki keturunan ) hasil susu dan daging dari kambing keturunan
lokal.
Kambing Anglo Nubian
adalah kambing perah yang menghasilkan susu dengan jumlah lumayan banyak dan
dapat diperah dalam jangka waktu yang lama, selain itu juga dapat digunakan
sebagai kambing potong. Hal tersebut yang menjadikan menternakkan kambing jenis
ini sangat bagus prospeknya. Kambing ini dinamakan Nubia karena awalnya
ditemukan di daerah timur laut Afrika, Arab dan India. Peternak dari Inggris mengimport kambing ini
pada tahun 1895 untuk dikembangkan lebih lanjut di negaranya. Kambing yang
merupakan kambing dual purpose ini disebut Nubia di Amerika.
Penampilan jenis kambing
Anglo-Nubian dianggap sebagai “aristokrat” kaarena telinga yang panjang,
terjumbai dan tergantung dekat kepala dan membawa jelas hidung romawi dan
selalu berbulu pendek, berkaki
panjang dan dapat menyesuaikan diri di daerah panas. Kambing Anglo nubia
mempunyai banyak kombinasi warna, namun yang umum adalah merah hitam dan coklat
biasanya datang dengan kombinasi dengan warna putih. Jenis kambing Anglo Nubian
jantan memiliki bulu yang pendek di bagian dada, punggung dan paha.
Kambing betina memiliki
bagian ambing yang besar dan terjumbai, jika dibandingkan dengan kambing keturunan
swiss atau eropa, jumbai pada ambingnya lebih panjang. Susu yang dihasilkan
memang lebih sedikit dibandingkan dengan kambing keturunan swiss namun memiliki
kadar lemak susu ( butterfat ) yang lebih tinggi. Kambing ini merupakan kambing yang subur (beranak kembar)
dan ada yang bertanduk dan ada yang tidak bertanduk.
Kambing betina memiliki
tinggi kira-kira 76cm beratnya sekitar
60 kg, sedangkan yang jantan tingginya mulai 88cm dan beratnya 78 kg. Bagian
kepala berkembang dengan karakteristik yang khas, profil wajah diantara mata
dan moncongnya sangat cembung. Mempunyai telinga yang panjang yang terjumbai
lebih dari moncongnya namun tidak lebar dan tidak melipat seperti kambing
Ettawa, bentuk telinganya tersebut agak kaku.
Rambut kepalanya halus dan mengkilap.
5. Kambing
Hitam Anatolia
Kambing ini berkembang
biak daerah anatolia, turki, dikembang biak kan sebagai kambing perah, potong
atau pedaging dan diambil serat atau bulunya. kambing jenis ini termasuk jenis
kambing yang berasal dari daerah Suriah.
6. Kambing
Appenzel
Kambing ini berbulu putih
dengan bulu yang panjangnya sedang,
memiliki perpaduan anggota tubuh yang baik. Bentuk tubuh yang lebih lebar dan
lebih kecil dibandingkan kambing saanen. Jantan tingginya berkisar 75-85cm berat
65kg sedangkan betina 70-80cm berat 45kg.
Kambing ini berkembang biak di Negara Swiss, daerah sebaran nya sekitar Canton Appenzell, St.Gallen (Togeburg), di Canton Zurich dibiakkan jenis salah satu jenis Appenzell yang merupakan hasil dari persilangan antara Appenzell dengan Saanen. Saat ini jumlahya sangat sedikit. Produksi susu pada periode menyusui hamper sama dengan kambing jenis lain yaitu: 700-800kg, Lemak 2,9%, protein 2,7% , durasi laktasi 270 hari.
7. Kambing Argentata
Kambing Argentata dari sekitar Gunung Etna di bagian timur sisilia dan daerah penyebarannya ada sekitar di Provinsi Catania, Messina, Enna, dan Palermo. Asal Usul jenis ini sangat tidak dikenal dan sekarang sudah menjadi sangat langka.
Namanya yang diterjemahkan Sebagai Argentata Perak diambil dari warna bulunya, yaitu percampuran antara putih dan abu-abu hitam. Jenis kambing ini adalah kambing yang diambil susunya dan secara tradisioal susunya diperah untuk bahan pembuatan keju dari timur Sisilia.
8. Kambing Bhuj
Kambing bhuj ini juga dikenal dengan nama Bhuj Brasileira. Kambing Bhuj ini ditemukan di daerah tenggara Brazil. Kambing ini adalah kambing dwiguna, sebagai kambing perah yang diambil susu dan Kambing potong yang diambil dagingnya. Kambing ini biasanya berwarna hitam dengan sedikit warna putih di bulunya. Bentuk hidung kambing Bhuj ini convex, atau dikenal juga dengan bentuk “roman nose”, bentuk yang sama dengan bentuk hidung kambing ettawa. Asal kambing ini adalah dari kambing jenis Kutchi di India.
9. Kambing Bionda Deladamello
The “Bionda dell ‘Adamello” adalah kambing lokal dari Italia utara Region Lombardia. Namanya diambil dari warna bulunya. Bionda dalam bahasa Italia berarti Fair – dan dari gunung “Adamello” yang merupakan bagian dari Pegunungan Alpen Italia. Termasuk dalam populasi kambing yang disebut kambing Alpine.
Pada awal perkembangannya kambing ini merupakan jenis kambing yang menyebar luas di kawasan Val Camonica-Region Lombardia, district of Brescia, Italia Utara. Banyak foto dan saksi-saksi lisan mengkonfirmasi kehadirannya. Hari ini, kambing jenis “Bionda dell’Adamello” masih dibesarkan terutama di lembah ini dan secara keseluruhan terdapat 40 kelompok yang berjumlah hampir 1.200 kambing di Lombardia.
Pembiakan kambing jenis Bionda dell ‘Adamello biasanya dibesarkan dalam kawanan kecil 15 hingga 20 hewan. Kambing ini merupakan kambing perah yang diambil susunya, yang digunakan untuk produksi keju, pemerahan dilakukan setelah penyapihan anak-anak.
Pembiakan kambing jenis Bionda dell ‘Adamello biasanya dibesarkan dalam kawanan kecil 15 hingga 20 hewan. Kambing ini merupakan kambing perah yang diambil susunya, yang digunakan untuk produksi keju, pemerahan dilakukan setelah penyapihan anak-anak.
Kambing ini memiliki bulu sangat panjang dengan warnanya cokelat muda. Pada bagian kaki, telinga, bagian dalam paha dan perut berwarna putih.
10. Kambing Toggenburg
Kambing Toggenburg adalah kambing perah yang ditemukan dan berkembang biak di lembah Toggenburg, Swiss. Kambing Toggenburg memiliki bentuk tubuh yang sedang dan memiliki produksi susu yang jumlahnya tidak banyak jika dibandingkan kambing perah lainnya seperti misalnya kambing Saanen, Anglo Nubian, Argentata atau Bionda DelAdamello. Kandungan lemak susu ( butterfat ) nya pun termasuk rendah , hanya sekitar 2-3 %, sedangkan kadar protein nya 2,8%.
Kambing perah ini memiliki warna seragam dan jarang yang memiliki beberapa warna sekaligus dalam satu tubuh. Warnanya mulia dari coklat keuningan sampai coklat tua gelap. Pada bagian kepala memiliki warna putih demikian juga pada bagian telinga dan kakinya (mulai dari bagian lutut ke bawah).
Kambing ini memiliki tanda putih yang berbeda: telinga putih dengan bercak gelap di tengah, dua garis putih di wajah dari atas masing-masing mata untuk moncong, kaki belakang putih dari hocks untuk kuku, kaki depan dari lutut ke bawah putih dengan garis gelap di bawah lutut diterima, sebuah segitiga putih di kedua sisi ekor.
Kambing ini memiliki tanda putih yang berbeda: telinga putih dengan bercak gelap di tengah, dua garis putih di wajah dari atas masing-masing mata untuk moncong, kaki belakang putih dari hocks untuk kuku, kaki depan dari lutut ke bawah putih dengan garis gelap di bawah lutut diterima, sebuah segitiga putih di kedua sisi ekor.
Produksi susu dapat maksimal jika kambing ini dikembang biakkan pada suhu atau cuaca yang dingin. Memilik waktu laktasi sekitar 5 bulan atau 257 hari. Untuk memproduksi susu secara maksimal kambing ini harus dikandangkan dan tidak dibiarkan berkeliaran di padang rumput secara bebas. Jika diperah terus selama 365 hari maka akan didapatkan jumlah susu 2-4liter/harinya.
Kuku kambing harus rutin dipotong setiap 4 – 8 minggu sekali. Mereka memerlukan pakan yang mengandung 12-18% protein agar bisa berkembang biak secara maksimal. Tidak diperkenankan yang mengandung Urea karena sangat mempengaruhi pencernanaan mereka. Kambing ini memerlukan air yang cukup, dan harus selalu tersedia di sekitaan mereka. Kambing Toggenburg jantan sudah dapat dikatakan dewasa sejak umur 7 bulan dan siap kawin. Sedangkan betinanya mulai umur 7 – 8 bulan.
Kambing Toggenburg adalah salah satu kambing perah yang sudah sejak lama dikenal manusia, dapat dibilang termasuk yang tertua. Sudah mulai diperah sejak tahun 1600. Kambing perah ini sudah menyebar ke seluruh dunia, bahkan sudah masuk ke Amerika sejak tahun 1853.
Kambing Toggenburg yang baik haruslah memiliki badan yang kompak. Memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi. Ambing susunya lumayan besar namun tidak menjuntai kebawah, kencang. .Bulunya pendek dan halus. Bentuk kepalanya lurus atau dishes. Telinganya tegak kea rah atas. Berat kambing Toggenburg dewasa rata-rata sekitar 55 kg. Perilakunya tenang dan ramah sehingga banyak juga dijadikan hewan peliharaan.
Kuku kambing harus rutin dipotong setiap 4 – 8 minggu sekali. Mereka memerlukan pakan yang mengandung 12-18% protein agar bisa berkembang biak secara maksimal. Tidak diperkenankan yang mengandung Urea karena sangat mempengaruhi pencernanaan mereka. Kambing ini memerlukan air yang cukup, dan harus selalu tersedia di sekitaan mereka. Kambing Toggenburg jantan sudah dapat dikatakan dewasa sejak umur 7 bulan dan siap kawin. Sedangkan betinanya mulai umur 7 – 8 bulan.
Kambing Toggenburg adalah salah satu kambing perah yang sudah sejak lama dikenal manusia, dapat dibilang termasuk yang tertua. Sudah mulai diperah sejak tahun 1600. Kambing perah ini sudah menyebar ke seluruh dunia, bahkan sudah masuk ke Amerika sejak tahun 1853.
Kambing Toggenburg yang baik haruslah memiliki badan yang kompak. Memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi. Ambing susunya lumayan besar namun tidak menjuntai kebawah, kencang. .Bulunya pendek dan halus. Bentuk kepalanya lurus atau dishes. Telinganya tegak kea rah atas. Berat kambing Toggenburg dewasa rata-rata sekitar 55 kg. Perilakunya tenang dan ramah sehingga banyak juga dijadikan hewan peliharaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar