Selasa, 15 Mei 2012

Do'a Iftitah Mana yang Harus Dipakai?

Doa iftitah bukan terbatas hanya pada satu atau dua,  namun banyak versinya. Semunya mempunyai sumber dan petunjuk dari Nabi Muhammad SAW. Dimana doa iftitah merupakan bagian dari rangkaian dari ibadah shalat, yang harus merujuk pada yang dicontohkan Oleh Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan Rasulullah SAW telah menetapkan bahwa dalam perkara shalat, setiap muslim harus merujuk kepada contoh dari beliau, sebagaimana sabda beliau:
صلوا كما رأيتموني أصلي
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.”
Versi lafaz doa ifititah adalah pilihan-pilihan yang secara bebas boleh kita pakai. Tanpa harus menyebutkan bahwa kalau versi tertentu adalah lafadz milik NU atau Muhammadiyah atau milik Persis atau ormas yang lainya.
Hadits-hadits yang berbeda jangan dijadikan  bahan perpecahan atau saling menyalahkan dikalangan umat Islam. Boleh setiap kita menguatkan satu hadits dari hadits lainnya, terutama bila ia seorang ahli hadits yang layak berbicara sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya.
Penilaian dan kritik sanad hadits itu bukan untuk bahan saling mencaci sesama kaum muslimin. Apalagi berkembang sampaisaling menuduh sebagai tukang bid’ah dan semua tudingan yang bukan-bukan. Perbuatan seperti itu  jelas diharamkan Allah SWT, oleh Rasulullah SAW dan juga oleh para ulama hadits itu sendiri.
Bahkan sebenarnya ke-Sunnahan doa ifititah tidak mutlak disepakati oleh semua ulama. Pendapat Al-Malikiyah yang menolak kesunnahannya. Meski ada perbedaan di kalangan para ulama, kita tidak pernah menyaksikan mereka saling menzalimi di antar mereka.
Semoga kita bisa banyak belajar bukanm hanya dari ilmu para ulama, tetapi sekaligus juga akhlaq mereka yang sangat mengagumkan itu. Amien.
Wallahu A`lam Bish-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar